Pages

Jumat, 25 Maret 2016

Si pemimpi =aku; pemimpi ulung= ...

Kau tahu? tidak semua orang bisa berjalan kemana kakinya ingin melangkah. Dulu aku adalah orang yang berpikiran pendek, aku kira tidak akan menjadi sesulit ini tapi nyatanya semuanya terbalik. Aku tidak pernah membayangkan akan ada banyak tumpukan kerikil yang membuatku tersandung dan pada kenyataannya jalanan lurus dan rata menuju kesuksesan itu hanya ada diimajinasiku saja. Selalu, ketika aku tersandung aku segera berbelok mencari jalan yang berbeda tapi tetap saja kakiku tersandung lagi menambah parah sayatan luka yang belum mengering tapi satu yang pasti kulakukan aku tidak akan berbalik pulang ke garis start karena aku yakin ada jalan lain yang akan mengantarku menuju kesuksesan itu, meski harus menyeret-nyeret kaki mencarinya itu tak mengapa. Aku memang Si Keras kepala, kegagalan-kegagalan itu tak mampu membuat mimpiku goyah bahkan aku menemukan diriku dengan mimpi yang semakin menjadi, boleh dikata aku memang pemimpi yang cukup keterlaluan, mimpiku terlalu jauh untuk dicapai dengan hanya berlari apalagi sekarang dengan harus terseok-seok begini. Apa aku mampu? untuk hasil akhirnya aku belum tahu tapi aku yakin aku mampu melakukannya bahkan ketika harus berusaha melebihi batas kemampuanku akan kulakukan. Walaupun tak sedikit orang yang menegurku agar jangan bermimpi terlalu tinggi, mereka memang benar dan aku sependapat 'jangan bermimpi terlalu tinggi' ya karena pada realitasnya kita manusia dan tidak punya sayap untuk terbang menggapainya ditempat yang tinggi itu. Asal mereka tahu saja mimpiku tak terlalu tinggi hanya saja sangat besar bahkan teramat besar tapi begitu jauh nun jauh disana dan aku tidak butuh sayap untuk menggapainya teteapi untuk mencapainya aku hanya perlu berlari, berjalan, terseok, atau bahkan merangkak saja aku pasti bisa kesana menemui mimpiku Everything is possible. aku meyakinkan diriku dengan tegas bahwa mimpiku bukan sesuatu yang tidak mungkin tapi hal yang mungkin dan pasti jadi aku bisa mencapainya tanpa harus berkhayal bisa punya sayap dan terbang, aku tidak perlu takut terhempas kebumi meski ada yang bilang kalaupun jatuh kita akan terjatuh diantara bintang-bintang, bagaimana bisa? mencapai langit saja aku tentu tak sanggup. (ini hanya soal persepsi yang berbeda) Namun pada intinya setiap orang punya mimpi bagaimanapun mimpi itu kita harus bergerak dan meraihnya. aku hanya ingin melakukan hal yang dibenarkan ganda oleh hati dan juga pikiranku sekalipun orang-orang mengatakan itu salah. whatever we do people always will find something to say
Aku akan tetap menjadi diriku yang tak peduli sebanyak apapun kegagalan aku akan tetap ngotot bermimpi. Bukannya terlalu berambisi hanya saja aku ingin memantaskan diri bahwa aku berhak akan mimpi itu.

Rabu, 06 Januari 2016

Colostomy mama

Kalian tahu apa itu kolostomi?
Tentu hampir kebanyakan orang merasa asing dengan kata ini sama denganku yang awalnya juga awam, tapi sejak malam itu ketika dokter menjelaskan banyak hal bahwa saat mama tengah menjalani operasi bedah pengangkatan tumor uterus serta kandungan ternyata dokter menemukan jaringan usus mama yang rapuh lebih jelasnya mama menderita peradangan usus akut tumor colorectal. Oleh karena itu dokter mempertegas bahwa mamaku akan kembali menjalani operasi dalam waktu dekat karena kerusakan usus mama sudah parah, aku hanya bisa menangis sementara dokter masih berbicara panjang lebar berusaha menyarankan kepada bapak juga kepada mamaku sendiri agar kami semua setuju mama akan menjalani operasi colostomy satu minggu terhitung sejak hari itu dimana mama baru saja menjalani operasi yang tergolong berat. Awalnya dokter memberikan dua pilihan yakni pemasangan alat penyambung usus atau pembuatan kolostomi tapi kata dokter pemasangan alat penyambung usus dilakukan apabila masih ditemukan kemungkinan bisa pada usus mama dan kami diminta menyiapkan uang sebesar 5juta untuk membeli alat itu tapi jika usus mama tidak lagi memungkinkan katanya maka mau tidak mau dokter mengambil jalan pembuatan kolostomi sebagai pengganti anus mama. Selama enam hari dokter melakukan observasi pada usus mama dan pada akhirnya dokter memutuskan akan mengambil tindakan pembuatan kolostomi diperut mama.

kolostomi adalah pembuatan lubang sementara atau permanen
dari usus besar ke dinding perut untuk mengeluarkan feses
Akhirnya hari itupun tiba dimana mama menjalani operasi kali ketiga setelah tujuh tahun yang lalu mama menjalani operasi tumor/kista kandungan dan baru-baru ini tujuh hari yang lalu mama baru saja selesai operasi tumor uterus serta pengangkatan kandungan dan hari ini mama akan kembali menjalani operasi tumor colorectal sedikit tentang tumor kolorektal umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma yang berkembang dari polyp adenoma yang membuat lapisan usus rapuh. Karenanya mama harus dibuatkan lubang pembuangan khusus diperut sebelah kanannya sebagai pengganti anus, itu artinya mamaku buang air besarnya sekarang lewat lubang yang dibuat khusus diperutnya atau yang lebih dikenal dengan colostomy (mulut usus) seperti gambar dibawah
*gambar ini saya ambil dari google sebagai contoh karena mama tidak mau colostomynya difoto.
Pembuatan kolostomi diperut mama bukan berarti mama akan normal 100% sebagaimana orang lain pada umumnya yang  fesesnya dikeluarkan melalui anus
colostomy bag


Untuk menampung fesesnya mama harus menggunakan kantong pembuangan (colostomy bag) yang harus rutin diganti 1 kali per dua hari, harga per kantongnya Rp.35.000,- sebenarnya untuk ukuran ekonomi keluargaku harga kantong ini cukup mahal karena sifatnya satu kali pakai dimana setelah lem perekatnya terlepas maka tidak bisa dipakai lagi terlebih didaerahku Bantaeng satu apotik pun tidak menyediakan kantong kolostomi ini jadi setiap bulannya bapak harus ke Makassar untuk sekedar membeli kantong ini. Tapi kalian tahu? Allah selalu punya jalan, selalu ada rezeki tak terduga dan kebutuhan kantong untuk mama bisa diatasi, padahal dulu sebelum mama operasi kami berpikir lebih baik usus mama dipasang alat saja yang harganya lima juta itu, dibanding 35.000 dikali banyak, tapi apalah daya keinginan kita kadang tak sejalan dengan realita yang terjadi. Dan bagi kami yang terpenting mama selamat karena melihat mama masih berada disini dan tersenyum kearah kami adalah kesyukuran yang luar biasa. Mama juga selalu bilang penyakit juga adalah rezeki jadi kita harus ikhlas serta lapang dada menerimanya, meskipun mama masih harus merasakan sakit karena perutnya kadang lecet akibat lem perekat kantong kolostomi itu ditambah lagi cairan feses yang merembes membuat perut mama iritasi. Bisa dibayangkan bagaimana perihnya kulit yang luka ditempel plester?terlebih saat plesternya dilepas? tapi mau bagaimana lagi mama masih harus pakai kantong karena BAB mama tidak menentu dan mama saja kadang tidak tahu kalau ia sedang buang air besar, memang kata dokter pasien colostomy tidak bisa merasakan dirinya sedang buang air besar juga tidak bisa menahannya jika detik itu akan bab maka detik itu juga harus bab katanya.
Kadang aku sering  menangis ketika mengganti kantong kolostomi mama, aku tahu mama juga pasti pernah merasa sangat sedih dengan kondisinya sekarang meskipun mama tidak menunjukkan kesedihannya. Dan hal ini membuatku sadar Allah tidak mentakdirkan ku kuliah tepat ditahun aku lulus SMA karena mama membutuhkanku dan aku bersyukur Allah memberiku kesempatan untuk menemani dan merawat mama, mama hanya punya aku anak semata wayangnya siapa lagi kalau bukan aku.
Betapa bahagianya aku saat seringkali kudapati mama bercerita entah kepada tetangga, keluarga bahwa ia sangat bersyukur punya anak yang setia merawatnya:'') Walau sebenarnya yang kulakukan belum seberapa dibanding jasanya yang selama ini mengurusku dari kecil hingga sebesar ini.
x