Aku dengan ambiguku
Selamat malam kamu, pria yang tingkahnya tak pernah benar-benar bisa kupahami. Aku datang untuk menanyakan kisah manis yang kita jalani sejauh ini, sejak dua puluh tiga juni dua ribu empat belas, kamu menyelip dalam ruang hatiku, menjadi sosok yang entah kenapa kuyakini mampu membubuhiku dengan ragam kebahagiaan, Adakah kau tahu? kau sudah menjelma sosok yang kubutuhkan keberadaannya, kutunggu pesan singkatnya, dan kurindukan rupa senyumnya. Beberapa bulan belakangan ini kau adalah salah seseorang yang selalu ada untukku. Kau yang awalnya bukan siapa-siapa, kini menjadi bagian penting dihidupku. Je, meskipun kita banyak perbedaan, aku adalah wanita yang selalu tak pandai menunjukkan perasaanku dengan tingkah, sementara kau termasuk agresif memancarkan cinta dibinar matamu, hal itu tentu akan membuatmu berpikir bahwa aku tak benar-benar mencintaimu. Tapi itu persepsi yang salah sayang, mungkin semula aku hanya menganggapmu sebagai seorang yang tak begitu berarti dihidupku, ya itu benar namun itu dulu, diwaktu yang sudah jauh tertinggal dibelakang, jika harus kudeklarasikan, maka aku akan berkata; sosokmu telah buatku candu.
Aku telah kau buat kagum dengan caramu menunjukkan betapa besar perasaanmu itu, tentunya aku tahu jika awalnya aku sudah berani berenang dilautan cinta-mu, maka tak lama lagi kau akan membawaku menyelam lebih dalam. Dan rasa takut kehilanganmu tak ayal akan lekas menghantuiku. Jika kau mengijinkanku bertutur tentang kita, aku hanya ingin mengatakan; "sediakan penawar untuk setiap rindu yang kau sematkan" Karena kau pasti mengerti betapa merindu seorang diri itu tak mengenakkan, seperti yang tengah menderaku sekarang. Kau tahu? aku menulis ini ketika rupa wajahmu mulai berpendar-pendar dalam ingatku. Aku merindumu, rindu hadirmu yang selalu menemaniku kala kantuk tak kunjung menjemputku, aku perempuan yang sudah sangat akrab dengan hembusan angin malam yang menelisik tulang, disaat perempuan lain sudah tertidur manis dalam balutan selimut dan selekas mengetuk mimpi indahnya, sedangkan aku malah sibuk bertegur sapa dengan imajiku. Je, kau adalah tema khayalku malam ini, bukan hanya malam ini saja malam-malam sebelumnya dan malam-malam berikutnya.entah
Adakah kau merindu sepertiku? atau kau sudah terlelap dalam tidurmu tanpa sebelumnya memberikanku sedikit ruang untuk singgah di ingatmu? apakah kau membiarkan wanita-mu ini ditenggalamkan oleh ambigu-ambigunya karena tak dapat mendengar kabarmu? Je, beberapa hari ini adakah sosok lain yang menggantiku sebagai teman berbagi candamu di media pesan singkat? berhubung aku tak lagi memakai ponsel. Entah kenapa aku sulit percaya jika kau disana memilih menyepi dan membiarkan ponselmu yang masih punya cukup pulsa itu terabaikan. Perasaan ini telah benar-benar ada Je, perasaan sayang untukmu, aku merasakannya disaat ketakutan-ketakutan itu mulai menghadangku, rasa takut tergantikan, rasa takut kehilanganmu:' Ini memang hanya ambigu, kuharap kau disana masih memelukku dalam hatimu, Tapi salahkah aku jika mengkhawatirkan semua itu? Aku benar-benar takut sayang.
wahai sije-ku yang malam ini telah berhasil membuatku gulana, lekas bawakan penawar itu sayang, agar rinduku tak menguap sia-sia.
Untuk pria jenaka, yang gelak tawanya aneh namun telah berhasil membuatku merasa candu
Tidak ada komentar :
Posting Komentar