Pages

Selasa, 02 Desember 2014

Naskah teater Republik Aksara By AmalSant

#Latepost

- XI Social Plus -

  Sutradara : Muhammad Alif

  Produser  : Amalia Santrillah

  Narator     : Ainun Jariah

  Pemain    :
  • Reni Anggraeni. S (orang pertama)
  • Husnul khatima  (orang ke-2)
  • Muh. Arbiansyah .MM (orang ke-3)
  • Riskawati Simbung (orang ke-4)
  • Surya Abrian (orang ke-5)
Vocal group : Nur Anugrah, Titi Nur, Dita Murni Wardani, Syamsiah, Masnaeni, Asmawati, Zulkifli, Gilang Arialdy, Jusriadi, Ashabul Kahfi, Amar Sandi, A Nur Hamzah, Anugrah, Firman Ilahi.

Editor :

Nurreski dan Awalia 

Wordrob :

Nur Nahdatul Ulama, Ridha Refi Ramadhani,Eka Sasmita,Sri Reski Handayani,Salmia.

Crew :
  • Suci Damayanti
  • Risma Elfariany
  • Pratiwi Salim
  • Wahyudi Harmi
  • Muslimin
  • Syahrul Miftahul.S
  • Suardi
Prolog :

Waktu berjalan terlalu cepat, membakar mimpi, ketidakberdayaan dalam hidup, tapi bukan tanpa keinginan. Tak perlu benar dalam kesenangan, cerita yang salah tapi manusiawi, cerita yang terjadi tetapi sulit dimengerti, karena cinta hampir punah jauh sebelum cerita ini dimulai.

Opening :

Lagu " Indonesia Jaya "( Adegan putra-putri bangsa, berjalan saling lalu, memaparkan cerita masing-masing )

Lagu " Indonesia Jaya " berakhir masuk 3 orang saling beradu kisah realitas hidup, menguakkan kepedihan, menjelmakan harapan yang getir akan mirisnya peradaban.

Orang pertamaDunia ini adalah sajak, sajak yang terampung dalam syair-syair nan indah. (melangkah riang,seraya bergeming)

Orang ke-2(bangkit dari duduknya disudut ruang, mendekati orang yang bergeming tadi) Pengibaratanmu terlalu sempit, dunia bukan lagi sajak, sajak dalam buku usang mu itu (memandang picik kearah buku yang dipegang orang tadi). Sekarang dunia telah ada dalam genggaman. (seraya memfokuskan diri ke tablet yang digenggamnya). Orang pertama :Bukankah dunia itu sesederhana sajak, sebelum semua kemoderenan itu ada?

Orang ke-3 (masuk seseorang lagi mencaci anak modern tadi). Kau... Kau adalah anak bangsa yang terlena akan tipu daya zaman.

Orang ke-2 :(terdiam sejenak, berusaha mencari kata-kata untuk membalas) Dan kalian, hanya akan tetap tinggal pada ke kuno-an zaman ( berlalu meninggalkan dua orang tadi dengan kesal )

Orang pertama dan orang ke-3( Meninggalkan panggung kearah yang berlawanan ) 

SIN II 

Vocal     Hoo.. Heyyaaa.. Heyyooo.. Hooo..hoo..heaaa..heeoo

Narator :Tanpa kau hitung, waktu tetap saja akan berlalu.Waktu yang tergambar dalam sebuah tanya, Entah berlalu dalam sesal. Dalam masa yang beranjak pergi Masa yang terlewatkan. (Gema sajk di iringi senandung-senandung ala kadarnya)_Terduduk dua orang ditengah-tengah tumpukan buku, sembari melirik lembaran demi lembaran.

Orang pertama dan orang ke-3(fokus membaca)_Tiba-tiba masuk dua orang bergaya fashionable, mengusik mereka.

Orang ke-4Kalian terlalu membuang-buang waktu. Kapan kenyangnya? Bila hanya mengunyah satu per satu sajak di buku usang itu. (tersenyum meledek).

Orang pertama :Waktu kami adalah ilmu (bergeming sebentar lalu kembali fokus terhadap buku bacaannya. Seolah-olah tak menggubris)

Orang ke-3Dan kalian tahu ilmu itu apa? (bangkit dari duduknya bermaksud ingin menjelaskan lebih banyak). Ilmu yang merupakan suatu proses yang membuat pengetahuan. Proses yang kami lakukan dengan membaca rangkaian sajak yang termuat di jendela dunia ini ( memperlihatkan buku yang ia pegang ).

Orang ke-4ilmu? Jendela dunia? ( bertutur seraya menghampiri orang yang masih terduduk fokus dengan bacaannya) ini yang kamu maksud jendela dunia? (merampas buku yang dipegang orang itu) ini hanyalah buku usang yang tak memiliki arti di era kemodernan zaman sekarang ( seraya melempar buku itu entah kemana ).

Orang ke-2(ikut menghampiri) yaa.. Buku usang itu mungkin seperti kaca matamu ini (mencopot kacamata orang itu) dan kau tak akan menemukan pelita tanpa benda ini (menghempaskan kacamata itu kelantai kemudian menginjak-injaknya) begini yg kau maksud dengan buku usang itu? Iya? Haa? (menatap sinis) bukankah tanpa buku ini pu kau tetap bisa melihat dunia. Zaman sudah modern (tertawa menggelegar)

Orang pertamaDiamlah ! Buku itu adalah cinta, cinta yang mereka tuliskan untuk kita. Dan cinta adalah sebutir permata yang tak bisa kau lemparkan sembarangan seperti batu (seraya tersedu-sedu).

Orang ke-4 Hai orang kudet, kuno, ketinggalan zaman, tangismu itu bagaikan guntur yang menggigilkan surga dilangit tertinggi (Hahaha.. Tertawa senang)

Orang ke-2(ikut tertawa)

Orang ke-3 Watak kalian benar-benar terbentuk dari riak besar kehidupan (menatap sinis kearah dua orang tersebut).

#semua diam, lagu Kerajaan Boetta Ilmoe bersenandung.

SIN III

Lagu BI berhenti mengalun. Dua orang anak peradaban menapaki hidupnya. Terduduk pasrah di pelataran panggung. Orang pertama :Apakah benar, defenisi buku adalah jendela dunia telah beruabh?seiring beranjaknya zaman? Apakah buku yang setahuku adalah jendela dunia telah digantikan oleh internet? Social media? entahlah apa macamnya.(menatap nanar sekeliling)

Orang ke-3Tidak, itu hanyalah anggapan mereka yang telah terjerumus belantara kengerian zaman._kemudian masuk seseorang lagi, ikut berkisah

Orang ke-5 Anggapan kalian sudah benar, tetapi penuturan mereka juga tak salah. Orang pertama :Apa maksudmu? (menatap orang tadi dengan wajah bingung).

Orang ke 5 Kita adalah anak peradaban yang tak sepantasnya melupakan budaya lama. Tetapi kita juga tak patut menyembunyikan diri dari kemodernan yang ditawarkan oleh zaman._Masuk dua orang yang merupakan anak peradaban yang telah terjangkit kemodernan.

Orang ke-3Namun mereka telah jauh terbawa arus (menunjuk dua orang yang baru masuk tadi). Mereka terpikat oleh hal-hal baru yang sebenarnya menipu, terjangkit virus kemodernan zaman yang diam-diam mencekik kita perlahan.

Orang ke-4(tertawa picik) hahaha.. Kalian benar-benar makhluk kudet dan nampak sama buruknya dengan benda usang yang selalu kalian pegang itu (menatap sinis ke arah buku ditangan anak tadi).

Orang ke-5 Kita sama-sama anak bangsa, pantasnya kita berjalan bersama, iringi langkah meraih cita. Hempaskan prasangka buruk di dalam dada ! Karena itu hanya akan mengotori pikiran-pikiran labil kalian. Layaknya hanya ada cinta dan segala keindahannya. Biarkan badai menerpa, ki a tetap bisa memancarkan kehangatan. Jangan bercerai-berai, simpan lidah tajam kalian, asah dengan tutur kelembutan (berusaha menjadi penengah).

*mereka semua terdiam, terhenyak meratapi kisah* 

Lagu "Laskar Pelangi" mengalun.

SIN IV 

Lagu "Laskar Pelangi" berhenti mengalun. Semuanya berubah, mereka mulai dapat memetik kisah.

Orang ke-2 : Sekarang marahlah ! (mengguncang pundak orang pertama dan orang ke-3 bergantian). Karena aku telah lama buntu. aku terhanyut oleh dunia yang banyak menawariku kemodernan, cacilah aku ! Dan gelari aku semaumu, setelah itu pergilah ! Barangkali jauhmu akan lahirkan resah rindu yang dapat ku tuliskan dengan sajak-sajak ku (termangu sedih).

Orang ke-4Aku benar-benar lena oleh kemalasan, ada beberapa buku yang tidak kusentuh. Padahal seharusnya aku lahap membacanya. Salahkan aku ! Aku penyebab kebuntuan itu (terisak).

Orang pertamaTidak ada yang mesti disalahkan. (bertutur seraya melangkah menghampiri orang ke-2 yang senantiasa membawa tablet) Semua yang ada di dunia ini tercipta memiliki pasangan, dan buku cocoknya bersanding dengan tekhnologi (tersenyum lalu melirik ke tablet ditangan orang ke-2)

Orang ke-3Karena keduanya adalah keseimbangan aurah di semesta ini. (mulai tersenyum)

Orang ke-5Yaa.. Dulu filsuf hanya menafsirkan dunia, kini tibalah saatnya kita yang mengubah dunia (berdecak yakin)

#semuanya diam, orang pertama maju selangkah, mengisi keheningan dengan menyanyikan lagu "New Bantaeng" dengan sedikit perombakan lirik, pemain yang lain turut bernyanyi. semua bagian vital teater (sutradara,produser, narator, wordrob, crew, vocal group) ikut naik ke panggung pementasan. Bernyanyi bersama =)) 


(Foto persiapan pementasan teater)


-selesai-
  

Tidak ada komentar :

Posting Komentar