Pages

Minggu, 16 Agustus 2015

Dirgahayu RI-70



Hatiku langsung tergerak menulis ini ketika pikiranku mulai berseliweran membayangkan seperti apa rupa 17 agustus besok, tentunya sangat berbeda dengan 17 agustus 70 tahun yang lalu. Pada rekaman video berwarna hitam putih yang sempat aku tonton aku meng-anotasikan bahwa upacara saat itu sungguh hikmat dengan aroma nasionalisme yang sangat membara, bahkan menyengat hingga darahku berdesir meski hanya menonton videonya saja. Bagaiamana tidak, karena para pelaku upacara adalah orang yang sama yang menjadi pelaku kemerdekaan, sungguh membayangkan semua itu membuat kesyukuranku memuncak dengan banyak jika dan jika yang mulai menyerbu.
Jika dahulu tak ada pahlawan pun veteran yang rela bercucur keringat bahkan bersimbah darah demi direnggutnya kembali kemerdekaan, Bagaimana jadinya negeri ini?
Jika dahulu tak ada pahlawan pun veteran yang rela berkorban raga bahkan bertaruh nyawa demi merah putih berkibar bebas diujung tiang tanpa harus bersanding dengan bendera penjajah, Bagaimana jadinya negeri ini?
Lalu apa balas budi kami terhadap mereka? Apa kami pernah mengingat mereka diluar hari kemerdekaan? Apakah kami sebagai generasi penerus sudah memenuhi amanah yang mereka titipkan? Mereka tak meminta banyak mereka hanya ingin kami mencintai negeri ini dengan tulus dan sepenuh hati, karena dengan begitu kami akan melakukan banyak hal demi negeri ini. Tapi apakah mereka kecewa jika mengetahui banyak dari kami yang tak punya waktu untuk itu?
Bukannya enggan tapi karena terlalu sibuk, bukannya lupa tapi tak sempat mengingat.
Aku ingin mengadu kepada Sang Proklamator, jika diizinkan. Bolehkah aku bercerita sedikit kepadamu Bung Karno? Aku ingin memberi tahumu bahwa sekutu dan western union yang menyerang kami sekerang lebih beringas dibanding 1000 penjajah yang dulu kau lawan, yah mereka menyerang dari berbagai penjuru, meskipun mereka tak lagi memakai sepatu boot kulit buaya dan membawa senjata tapi kini mereka merasuki otak kami hingga kami mengangguk saja oleh setiap yang mereka perintahkan.

Bangkitlah Bung karno!
Lawan sekutu dan western union itu! Karena banyak dari kami yang tidak bisa melakukannya, kami terlalu sibuk mengoles gincu dan menebalkan alis, kami benar-benar tak punya waktu melakukan itu, karena ada bergitu banyak games yang menunggu untuk dimainkan.
Bukannya kami tak ingin membela negara, tetapi kami sibuk mengurusi hati kami yang patah karena cinta, kami sibuk menangisi kekasih kami yang berulah lagi, kami sibuk menonton artis yang meliuk-liuk di tv,  tapi tenanglah Bung karno! Kami tetap giat belajar agar nanti bisa bekerja diluar negeri karena sepintar apapun kami, negeri ini tak akan memuji sebagaimana negeri luar yang akan menyanjung kami.

Apakah engkau marah Bung Karno? Karena kami tak seberani generasimu yang hanya bermodalkan bambu runcing itu? Kami generasi ciut yang kalah akan kantuk diujung mata karena semalam terlalu sibuk memencet gadget canggih yang kami punya. Tapi Bung karno, kami tetap bersatu sebagaimana yang engkau ingkinkan, kami bersatu dalam satu merek dan gaya rambut.

Bung Karno, kami akan mengingatmu jika sudah waktunya 17 agustus, kami akan berkoar-koar tentangmu di sosial media seakan tahu persis detail perjuanganmu padahal naskah proklmasi saja kami tak hafal karena selama ini kami sibuk menghafalkan lirik-lirik lagu barat, maafkan jika telingamu terasa pekak setiap 17 agustus karena kami akan terus mendengung-dengungkan namamu sepanjang hari, tapi tenanglah Bung karno hanya hari itu. Besok, lusa dan seterusnya kami tak lagi sempat.
Bung Karno, bangunlah!
Negeri yang dulu kau proklamasikan besok akan merayakan  kemerdekaannya yang ke-70
Bangunlah Bung Karno!
Nasehati kami dengan suara lantangmu, agar kami peduli negeri ini.
Indonesia, dimana Ir Soekarno?
Kami ingin mendengar dia berproklamasi, sekali lagi T_T

“Nasionalis yang sedjati, jang nasionalismenya itu bukan timbul semata-mata suatu copie atau tiruan dari nasionalisme barat akan tetapi timbul dari rasa tjinta akan manusia dan kemanusiaan” 
 
Sokarno

Senin, 10 Agustus 2015

quote (y)

Our greatest weakness lies in giving up, the most certain way to succeed is always to try just one more time- Thomas Alfa Edison

Rabu, 05 Agustus 2015

Habis gelap terbitlah terang - R.A KARTINI

Bismillahirrahmanirrahim,

Sesungguhnya tiada pendengar yang paling baik kecuali Allah swt tapi saat ini saya tidak bisa duduk beralas sejadah karena hambatan sebagai kaum perempuan. Makanya saya menulis, meski tidak tahu tulisan saya akan mengambang kemana, tapi ketahuilah menulis jauh lebih baik dibanding bercerita kepada mereka yang acuh-tak acuh mendengarkan.

Biarkan saya menulis dengan begitu percaya diri seoalah-olah setiap kegagalan yang saya alami akan berbuah manis suatu hari.
Karena rasa percaya dan rasa yakin yang tak berbatas inilah yang membuat saya tegar jadi mohon dimaafkan jika saya terlihat over pede, sebab sesering apapun saya terjatuh bersikap seudzon kepada Allah adalah hal yang paling saya hindari.

untuk kalian yang membaca tulisan ini lantas bingung topik apa yang saya bahas luangkan waktu sejenak untuk membaca postingan sebelumnya=)
http://amalia-santrillah.blogspot.com/2015/08/saya-percaya-akan-suatu-episode-dimana.html

___
Tidak sedikit dari mereka yang mengirim ucapan semangat dan ragam kata motivasi ke inbox facebook saya ataupun send message ke nomor 082******* Mungkin mereka berpikir saya begitu terpuruk dengan berbagai cobaan yang datang silih berganti, tenanglah seorang Amaliah Santrilla juga pasti bersedih tapi tidak akan dibodohi dengan segala kesedihan itu :")
Karena tidak mungkin Allah memberikan cobaan tanpa ketegaran sebagai pelengkapnya iya kan?
namun jika ditanya apa saya pernah menangisi cobaan-cobaan ini? jawabannya tentu 'IYA' sebagai manusia yang memiliki hati dan sebagai seorang perempuan yang diberi kepekaan lebih oleh Tuhannya tentu saya juga menangis, karena dengan menangis bukan berarti kita lemah tapi kita hanya ingin memanfaatkan Kelenjar lakrimalis yang Tuhan berikan hehe asal tidak berlebihan dan tidak berlarut-larut bukan :)

QS Maryam 58 :

Dan mereka menyungkurkan muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu

seseorang pernah bilang kepada saya, bahwa tidak ada teori jika tidak pernah dialami yah itu benar dan sosok Napoleon Hill telah membuktikannya.

Setiap kemalangan, setiap kegagalan dan setiap kesulitan membawa benih manfaat yang setara dan lebih besar-- Napoleon Hill

Dari pencapaian-pencapaiannyalah sehingga ia bisa berkata demikian diatas.
__
Tidak ada yang tidak melelahkan ketika kita terjatuh dan terjatuh lagi, tapi izinkan lelah-leah itu terbayar dengan memilih bangkit seketika itu juga.

"Berlelah-lelahlah, maka manisnya hidup akan terasa setelah kau berlelah-lelah" - Imam syafii
__
Tidakkah kita sadari, bahwa saat paling gelap ketika malam hari justru saat menjelang fajar? iya bukan? siklus alam ini bukan tanpa sebab, mungkin Allah ingin kita memaknainya

"Saat-saat paling gelap dalam malam hari justru saat menjelang fajar.." Renungilah, bahwa mimpi-mimpimu sangat dekat saat kau rasa semua lebih berat- the alchemist. 
Mungkin disaat terjatuh sedemikian dalamnya itu kau merasa ingin menyerah saja karena beranggapan mustahil bisa keluar dari terjalnya jurang yang mengurungmu. Hey! kau tidak pernah tahu kapan pertolonganNya datang, bisa saja disaat itu juga :")
Bukankah ' Habis gelap terbitlah terang' - R.A Kartini

INGAT !!!


Man jadda wajada: Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.

Man shabara zhafira: siapa yang sabar akan beruntung.

Man saara ala darbi washala: siapa yang berjalan di jalannya akan sampai di tujuan.


Sabtu, 01 Agustus 2015

Saya percaya akan suatu episode dimana kebahagiaan akan berdatangan=)

Semoga ini adalah klimaks atas segala kabar buruk dan segenap kesedihan yang pernah datang,
Betapa ujian dan cobaan dari-Nya begitu terasa, bahkan merasuk disela-sela pori hingga menusuk nadi.
Kau mengerti bagaimana rasanya?
satu persatu ujian itu berkunjung mengetuk pintu, tak tahu siapa yang mempersilahkannya masuk namun kurasa mereka menerobos, belum lagi satu ada solusinya ujian lain kembali berdatangan.
Bapak yang beberapa bulan lalu divonis menderita penjepitan jantung oleh dokter, sampai aku sendiri merasa tak sanggup melihatnya meradang karena sakit yang tak terkira. Mama yang juga divonis mengidap penyakit tumor ovarium dan kista hingga harus dioperasi untuk kedua kalinya setelah sempat menjalani berbagai pengobatan hingga operasi enam tahun yang lalu dan kali kedua kemungkinan bulan ini setelah rujukan dari dokter sudah lengkap, maka kami sekeluarga siap mengantar mama ke salah satu Rumah Sakit di kota daeng Makassar. Dan terakhir saya, rupanya saya juga menjadi target incaraan cobaan-cobaan yang menguras hati dan pikiran. Karena mungkin saya akan jadi pelengkap? pertama cobaan itu datang ketika 9 mei 2015 lalu pengumuman SNMPTN atau jalur undangan masuk PTN  SAYA GAGAL padahal tiga tahun di SMA segalanya mungkin sudah saya persiapkan mulai dari belajar giat agar nilai rapor memadai dan ikut berbagai lomba yang sertifikatnya akan jadi penunjang lolos seleksi snmptn ini, tapi mungkin usaha saya kurang maksimal, efek pengumuman ini berhari-hari saya rasakan jadinya mata saya sembab bagai digigit semut. Tapi beruntung masih ada sebuah titik semangat yang berhasil saya temukan mengapung dilautan kesedihan, saya kembali bangkit. Jalan menuju sukses tidak hanya satu pintu bukan? 11 mei saya mulai menata hati, saya berniat mengikuti jalur seleksi lain yakni SBMPTN atau seleksi tertulis, karenanya saya kembali berkutat dengan berbagai buku serta lembaran-lembaran soal yang sudah saya download dari internet sebagai bahan referensi.
'13 mei' saya genap delapan belas tahun ditanggal ini, alhamdulillah Tuhan masih memberi kesempatan hidup dengan begitu banyak nikmat yang saya rasakan hingga 18 tahun saya menjejaki dunia. Hari itu benar-benar menjadi pelipur lara karena mereka yang tak pernah berhenti peduli siapa lagi kalau bukan sahabat, yah hari itu tanpa kuketahui sebelumnya mereka datang kerumah menenteng kue ulang tahun dan beberapa kado, sempat saya mengira mereka lupa karena sudah jam 1 siang belum juga ada ucapan namun nyatanya mereka tetap dan akan selalu ingat, doa yang paling saya harapkan sejak hari itu tiada lain adalah ucapan-ucapan kelulusan sbmptn=) salah satu kado yang membuat saya begitu terharu adalah sebuah buku yang berisi soal dan pembahasan sbmptn rangkuman beberapa tahun terakhir, betapa sahabat-sahabat saya begitu peduli, tiada kata yang bisa mengalahkan ucapan terimakasih =)
7 juli 2015 setelah melakukan pendaftaran online dan mencetak kartu tanda peserta ujian seleksi sbmptn akhirnya saya mengetahui lokasi tes saya nantinya ternyata di SMPN 8 Makassar Jln. Batua Raya daerah ini terlalu jauh bila saya menginap dirumah keluarga tapi beruntung tante saya punya saudara yang tinggal di Antang Raya yang tentunya tidak jauh dengan lokasi tes tersebut dan hari itu juga kami on the way Makssar; saya, mama, tante dan satu teman saya yang kebetulan satu lokasi. Sesampainya disana kami disambut dengan senyum hangat yah memang benar semewah-mewahnya rumah tak berarti jika penghuninya tidak bersahabat namun alhamdulillah tante yang kami tempati rumahnya ini begitu baik, dua malam kami menginap disana hingga malam tanggal 8 juni mama jatuh sakit, badannya menggigil meski sudah kubalut dengan tumpukan sarung dan selimut Mama sempat bilang sebuah kalimat yang membuat saya menangis dalam hati Nak jangan pedulikan mama, tidak usah terbebani dengan keadannya mama, pikirkan saja tesnya besok!lakukan yang terbaik! setelah membiarkan kalimat mama selesai saya bergegas ke kamar mandi dan menumpahkan tangis disana, bergerutu dengan beragam doa yang tiba-tiba terucap padahal saya tahu kamar mandi bukanlah tempat yang tepat untuk berdoa kepada-Nya.
Akhirnya sampai pada hari -H 9 juni 2015 setelah soal dibagikan dan sudah siap untuk dikerjakan berasa hati, pikiran dan raga saya berpisah bertolak arah. Raga saya berada dilokasi tes namun hati dan pikiran saya mengembara. Mama baik-baik saja kan?
syukur segala rangkaian tesnya cepat selesai dan malam itu juga kami balik kanan pulang, sejak hari itu mama mengeluhkan sakit dan mengerang keras setiap sakitnya datang mama bilang ada sesuatu diperutnya yang serasa menggigiti daging mama dan setelah check up kedokter memang ada penyakit diperut mama yang penanganannya hanya dengan lewat operasi._. Berhubung saat itu bulan ramadhan, terasa banyak yang berbeda, mama tidak ikut puasa bersamaku dan bapak. Saat sahur dan buka puasa yang dulu begitu kunanti kini berbeda karena satu dari kami tidak bisa turut merasakan kenikmatan bulan suci ini.
ini yang kedua 9 juli 2015 pengumuman hasil sbmptn pukul 17.00 WIB
hari itu disetiap sholat lima waktu sedari subuh hingga isya menjelang doa saya selalu sama, bukan minta diluluskan namun saya berdoa agar hati saya dilapangkan atas apapun hasil yang saya terima. Syukur alhmadulillah Tuhan mengabulkan, pukul 02.27 WITA saya membuka pengumuman tanpa menunggu hitungan detik pengumunannya muncul entah apa yang terjadi pada jaringan, sangat lancar tidak seperti biasanya dan *jengjeng dengan begitu cuek pengumumannya saya baca tanpa saya sadari mulut saya berujar alhamdulillah dan jari saya tiba-tiba menekan tombol PrtSc SysRc print screen. Hasilnya? sama dengan 9 mei lalu, berbelok dari apa yang saya harapkan namun kali ini saya lebih berbesar hati dan begitu yakin dan percaya kepada-Nya bahwa telah ada fase indah yang Ia siapkan yang telah sedia menununggu untuk dijemput. Saya berbalik haluan meninggalkan website pengumuman dan membuka akun facebook berniat menulis kalimat motivasi disebuah grup karena sedari tadi saya liat anggota grup disana banyak yang mewek karena hasil yang mereka terima sama dengan apa yang saya lihat barusan, ini postingannya;
tapi setelah mengetik panjang lebar tiba-tiba laptopnya mati baru pada 11 juli saya posting ulang;)
banyak respon baik yang saya terima, alhamdulillah saya turut senang jika tulisan saya mampu menjadi penghapus duka untuk mereka. Sesama pejuang sbmptn 2015 hehehe
Tekad saya untuk kuliah tetap membara, sampai pada suatu hari saya mendapat informasi jalur mandiri UNHAS sebelumnya saya tidak berminat mengikutu jalur mandiri di PTN/PTS manapun karena alasan biaya. Tapi seorang teman menjelaskan bahwa UH membuka dua jalur mandiri yakni JNS dan POSK yang memerlukan biaya mahal adalah jalur JNS sedangkan POSK ialah seleksi mandiri berdasarkan hasil sbmptn dan sertifikat penunjang dan bila lulus katanya kita masih bisa memperoleh beasiswa.
Saya segera mendaftar dan 24 juli 2015 kemarin saya kembali otw Makassar untuk memferivikasi bukti pendaftaran dan sertifikat sesampainya dilokasi di Gedung Baruga A.P Pettarani UH mata saya disuguhi dengan pemandangan ratusan orang yang lalu lalang menenteng serifikat/piala/medali
saya sempat bergumam sendiri ternyata ada banyak dari mereka yang berpresetasi namun tidak beruntung mendapatkan kursi dijalur SNMPTN ataupun SBMPTN hingga kaki-kaki mereka melangkah ketempat ini, berharap jalur POSK inilah yang mengantarkan menuju PTN UH tak terkecuali saya yang pada hari itu mendapat nomor antrian '59' dari beratus-ratus peserta, tak lama mengantri akhirnya saya dipanggil menuju podium menghadap salah seorang mungkin beliau dosen
saya mengucap salam namun tak kunjung direspon akhirnya saya duduk dikursi yang sudah disediakan menunggu untuk ditanya beberapa pertanyaan namun bapak tersebut sama sekali tidak bertanya hanya meminta Map berisi berkas yang saya bawa, beliau sempat memprotes map saya karena bukan map kertas tapi map plastik. Setelah mapnya saya sodorkan beliau berucap 'selesai' katanya, saya tidak mengerti. Kenapa saya tidak ditanya-tanya juga padahal saya sudah mempersiapkan banyak hal untuk tes wawancara ini. Akhirnya saya pulang dengan perasaan sedikit ragu, hari itu juga saya bertolak ke Bantaeng padahal tante dan om menyuruh saya menginap hingga beberapa hari tetapi saya begitu khawatir dengan mama yang sementara terbaring sakit di Rumah Sakit Dr.Anwar Makkatutu Bantaeng.
ketiga 31 juli 2015 Pengumuman jalur mandiri UH
saya membuka pengumuman keesokan harinya karena server UH over loading, setelah beberapa jam saya coba mengakses akhirnya hasilnya muncul, lagi-lagi belum rezeki.

Saya tidak menangis, saya hanya berdoa semoga ini adalah yang terakhir saya melihat pengumuman dengan hasil seperti ini.
Saya percaya akan suatu episode dimana kebahagiaan akan berdatangan, saya percaya dan tidak akan berhenti percaya kepada-Nya kepada sang Maha Sutradara yang sudah men-setting sedemikian rupa alur naskah yang saya perankan :)

Saya berterimakasih kepadaNya atas begitu banyak pelajaran yang bisa saya petik dari berbagai cobaan yang ia beri, Ia begitu sayang kepada saya lebih-lebih kepada mama dan bapak sehingga ia ingin lebih dulu menghabiskan semua stok kegagalan dan kesedihan itu sampai pada waktunya kami berbahagia, bersenang-senang hingga akhir episode :")



Just writing=D