SERPIHAN
RINAI JANUARI
Bukankah pijakanku
tepat disini?
Namun mengapa sebagian
diriku kutemukan disana?
Diawal tahun dua tahun
silam
Serasa kenangan
membisikiku
Agar ikut berlari
bersamanya
Aku terlena
Kenangan mengejarku
Aku pun berbalik
mengejarnya
Kami berkejar-kejaran
nun jauh
Hingga akhirnya aku
sadar
Sekelilingku sekejap
berubah
Aku terjebak
Tentangnya menguar
disana-sini
Bagai slide yang
bergantian tayang
Bahkan ini seperti
nyata
Kembali bisa kunikmati
senyumnya
Yang ribuan detik
sempat terlupa
Apa maksud semua ini?
Mengapa kenangan
membawaku kemari? Ke januari
Padahal benakku telah sempat
sinkron dengan hatiku
Agar tak lagi mengingat
tentangnya
Sebab
januari penuh gerimis
Aku
tak tahan dengan rinainya
Yang
begitu deras berjatuhan
Menelisik
masuk dalam nadiku,
Sama
sekali tak kutemukan pelita disini
Bahkan
pelangi setelah hujanpun terdengar hanya lelucon.
Hei
bawa aku pulang!
Ke
tempat terakhir kali aku berpijak
Aku
enggan disini
Meratapi
diriku, yang kian lumutan
Menghitung
detik-detik januari
Aku
tak ingin disini
Dengan
asa semu
Berharap
januari lekas berganti
Bawa
Aku pulang!
Tunjukkan
jalan yang kutapaki tadi
Ketika
aku dan kenangan berkejar-kejaran
Pertemukan
aku lagi dengan November!
Desember!
Dan
buat aku terlelap!
Ketika
januari menyapa
Latepost: Bantaeng,
26 November 2014
Tidak ada komentar :
Posting Komentar